Seperti apa sosok gadis korban pemerkosaan di New
Delhi, India, di mata ayahnya? Pemerkosaan terhadap gadis itu, yang
hingga kini belum diungkap namanya, oleh sekelompok orang di atas sebuah
bus kota telah memicu protes besar dan kemarahan luas di India selama
dua minggu terakhir.
Ayah gadis itu, dalam sebuah wawancara
pertama yang berlangsung emosional, menggambarkan mimpi putrinya yang
"pemberani" itu untuk menjadi seorang dokter. Ketika berbicara di desa
asal keluarga itu, sang ayah ingat bahwa putrinya merupakan seorang
perempuan muda yang baik hati, penuh kasih, dan berdedikasi untuk
studinya.
Perempuan berusia 23 tahun itu akhirnya meninggal Sabtu
pekan lalu di Singapura karena luka mengerikan dalam serangan selama
satu jam oleh sebuah geng di atas bus kota di New Delhi pada 16 Desember
lalu.
Kisah gadis itu mengguncang India, sekaligus menyingkap
sisi gelap negara itu di mana perempuan kerap mendapat perlakuan kasar
dan kekerasan seksual, tetapi sering diabaikan oleh polisi.
Sehari
setelah sang ayah membantu untuk menyebarkan abu putrinya di Sungai
Gangga, ia mau berbicara didampingi salah seorang putranya. "Dia
pemberani, tidak takut, dan bersemangat hidup," katanya BBC berbahasa
Hindi. "Dia belajar siang dan malam. Kami bahkan tidak akan tahu kapan
dia tidur dan bangun," katanya tentang putrinya itu.
Kemauannya
yang keras telah membantu mendorong putrinya itu beranjak dari jajaran
kelas menengah bawah ke jenjang pendidikan tinggi.
"Putri saya
sangat berkeras pada apa pun yang dia inginkan. Ketika ia dulu pergi ke
sekolah saat kelas empat (pada sekitar usia sembilan atau 10 tahun), ada
toko manisan di jalan ke sekolah dan jika dia telah membulatkan tekad
untuk memiliki manisan, penjaga toko bahkan harus mengalah," katanya.
"Hal
yang sama terjadi dalam pendidikan tingginya dan dia melakukan apa yang
dia inginkan. Saya ingat bertanya kepadanya suatu kali, 'Siapa
teman-teman kamu?' Dia menjawab, 'Ayah, hanya buku-buku teman saya.' Dia
selalu ingin menjadi seorang dokter dan yakin tentang hal itu. Karena
itulah, kami pindah dari desa ini ke New Delhi untuk memberi anak-anak
kami masa depan yang lebih baik."
Keluarga itu bahkan menjual
sebagian tanah mereka guna membiayai pendidikannya ketika gadis itu
menolak untuk berkompromi tentang impiannya. "Saya mengatakan kepadanya
berulang kali bahwa saya tidak mampu membiayai pendidikannya, tetapi dia
bergeming," kata ayahnya.
Salah seorang dari dua adik
laki-lakinya menggambarkan malam saat mereka menerima telepon yang
memberi tahu mereka bahwa saudarinya itu mengalami "kecelakaan". "Dia
tidak takut siapa pun," katanya. "Kami tidak pernah bisa membayangkan
bahwa nasib seperti itu akan menimpa dirinya."
Rincian terbaru
tentang kasus pemerkosaan itu muncul Rabu kemarin saat polisi siap untuk
menyampaikan laporan setebal 1.000 halaman ke pengadilan distrik.
Laporan itu menggambarkan bagaimana geng itu mencoba untuk melindas
gadis itu setelah membuangnya dari dalam bus. Demikian kata sejumlah
laporan yang diterbitkan harian di India. Pacarnya berhasil menariknya
tepat pada waktunya sehingga gadis itu tidak terlindas. Namun, keluarga
gadis itu membantah laporan bahwa mereka tadinya sudah berencana akan
segara menikah.
Karena marah atas kasus itu, para pengacara India
mengatakan mereka tidak mau membela enam tersangka yang didakwa telah
melakukan perkosaan dan pembunuhan dalam kasus tersebut.
Sementara
itu, Inggris kemarin memperingatkan para wisatawan untuk menjauhi pusat
kota New Delhi. Aksi protes dilakukan hampir setiap hari. "Anda harus
menghindari pusat kota sampai situasi menjadi lebih jelas dan
berhati-hati untuk menghindari demonstrasi, yang bisa berujung pada
kekerasan," kata Kementerian Luar Negeri Inggris.
Peringatan itu
memicu reaksi marah para politisi India, yang mengatakan kota itu aman.
Mereka menuduh Inggris telah ikut campur dalam urusan dalam negeri
India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar